Tujuan
dari Kurikulum SMP 2013
·
Tujuan Satuan
Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
a)
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;
b)
berilmu, cakap, kritis,
kreatif, dan inovatif;
c)
sehat, mandiri, dan percaya
diri; dan
d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab
·
Tujuan Pedoman
Pedoman penyusunan dan pengelolaan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan bertujuan untuk.
1) Menjadi acuan operasional bagi kepala sekolah dan guru dalam
menyusun dan mengelola KTSP secara optimal di satuan pendidikan.
2) Menjadi acuan operasional bagi dinas pendidikan atau kantor
kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota dalam melakukankoordinasi dan
supervisi penyusunan dan pengelolaan kurikulum disetiap satuan pendidikan.
·
TUJUAN
Pedoman kegiatan ekstrakurikuler ini
disusun dengan tujuan untuk.
1) Menjadi arahan operasional dalam pengembangan program dan kegiatan
ekstrakurikuler oleh satuan pendidikan.
2) Menjadi arahan operasional dalam pelaksanaan dan penilaian
kegiatan ekstrakurikuler di tingkat satuan pendidikan.
·
.Visi, Misi, dan Tujuan
Pendidikan Satuan Pendidikan
1) Visi mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan
pendidikan.
2) Misi mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan melalui
rencana tindakan dalam mewujudkan visi satuanpendidikan.
3) Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang perludiwujudkan
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.
Karakteristik Kurikulum 2013
1) Isi atau konten
kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI)
mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
2) Kompetensi Inti (KI)
merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
3) Kompetensi Dasar
(KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata
pelajaran di kelas tertentu.
4) Penekanan kompetensi
ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan
untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD
suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama
kurikulum.
5) Kompetensi Inti
menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi, topik atau
sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau
“content-based curriculum”.
6) Kompetensi Dasar
yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan
memperkaya antar mata pelajaran.
7) Proses pembelajaran
didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan
memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten
yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah
kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses
pendidikan yang tidak langsung.
8)
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek
kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran
remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan
(Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
Ruang
Lingkup Kurikulum 2013
Ruang lingkup pada kurikulum 2013
yaitu:
1)
kepala sekolah
2)
guru; dan pesertadidik
3)
dinas pendidikan atau kantor
kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota.
Struktur
Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan
konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten/mata pelajaran dalam kurikulum, adostribusi konten/mata pelajaran dalam
semester atau tahun, beban belajar untuk mata Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/MadrasahTsanawiyah (MTs) 1 pelajaran dan beban belajar per minggu
untuk setiap siswa.
Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistembelajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang
digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam
pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang siswa
dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam
struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah
mereka harus menyelesaikan
seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai
pilihan. Struktur Kurikulum SMP/MTs
adalah sebagai berikut:
KOMPONEN
|
ALOKASI WAKTU MINIMAL PER MINGGU [JP]
|
|||
VII
|
VIII
|
IX
|
||
A. Mata Pelajaran
|
||||
1.
|
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2.
|
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4.
|
Matematika
|
4
|
4
|
4
|
5
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
6
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
7
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
8
|
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10
|
Keterampilan/Teknologi Informasi & Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
|
C. Pengembangan Diri
|
2*
|
2*
|
2*
|
|
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
|
32
|
32
|
32
|
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulumdiatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka Kompetensi
Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 2 (Wajib),
Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah
Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennyadikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran
Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, danPrakarya adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan olehpusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintahdaerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengankebutuhan peserta didik pada satuan
pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial
dikembangkan sebagai matapelajaran integrative science dan integrative
social studies, bukan sebagaipendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai
pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin
tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial danalam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan,
patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan
untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan
wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek,
yakni seni rupa, seni musik, seni tari, danseni teater. Masing-masing aspek
diajarkan secara terpisah dan setiap satuanpendidikan dapat memilih aspek yang
diajarkan sesuai dengan kemampuan (gurudan fasilitas) pada satuan pendidikan
itu.Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya,
danpengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap
satuanpendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua
aspekprakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan
itu Usulan Struktur Kurikulum Baru.
MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
[JP]
|
|||
VII
|
VIII
|
IX
|
||
Kelompok A
|
||||
1.
|
Pendidikan Agama
|
3
|
3
|
3
|
2.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
3
|
3
|
3
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
4.
|
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
7.
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
Kelompok B
|
||||
1.
|
Seni Budaya (termasuk muatan lokal)
|
3
|
3
|
3
|
2.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
(termasuk
muatan lokal)
|
3
|
3
|
3
|
3.
|
Prakarya (termasuk
muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
|
38
|
38
|
38
|
Isi
Kurikulum 2013
v Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Muatan KTSP terdiri atas muatan
kurikulum pada tingkat nasional,
1)
muatan kurikulum pada
tingkat daerah, dan muatan kekhasansatuan pendidikan. Muatan Kurikulum pada
Tingkat Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional
yang dimuat dalam KTSP adalah
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan:
Ø untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMP/MTs;
2)
Muatan Kurikulum pada
Tingkat Daerah
Muatan kurikulum pada tingkat daerah
yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran
muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan
lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi
maupun
kabupaten/kota. Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah
provinsiditetapkan dengan peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila
muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayahkabupaten/kota ditetapkan dengan
peraturan bupati/walikota.
3)
Muatan Kekhasan Satuan
Pendidikan
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa
bahan kajian dan pelajaran
dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik.
Prinsip-prinsip kurikulum 2013
Kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran perlu
menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan
kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)
bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan
pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Prinsip-prinsip Penyusunan dalam menyusun kurikulum 2013 perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagaiberikut:
1)
Peningkatan Iman, Takwa, dan
Akhlak MuliaIman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukankepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semuamata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2)
Kebutuhan Kompetensi Masa
Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif denganmempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab,
toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab
tantangan inisehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.
3)
Peningkatan Potensi, Kecerdasan,
dan Minat
Sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk
meningkatkanmartabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri(afektif,
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
4)
Keragaman Potensi dan Karakteristik
Daerah
Lingkungan Daerah
memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
5)
Tuntutan Pembangunan Daerah
dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan
nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
6)
Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat
mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan
danmempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlumemuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didikmemasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting
terutama bagisatuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidakmelanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
7)
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak
global yang membawamasyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS
sangatberperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harusterus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaianperkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan
dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harusdikembangkan
secara berkala dan berkesinambungan sejalandengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
8)
Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung
peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9)
Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku
dan bangsa lain.
10) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun
karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting
bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
11) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih
dahulu sebelum mempelajaribudaya dari daerah dan bangsa lain.
12) Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan
sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13) Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan
kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
Mekanisme
Pengelolaan
Kurikulum 2013 dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
1)
Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentralberarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2)
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib dan
muatan lokal.
3)
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikanpengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4)
Relevan dengan kebutuhan
kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
untuk menjaminrelevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan duniakerja. Oleh karena
itu, pengembangan kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara hard skills dan soft
skillspada setiap kelas antarmata pelajaran, dan memperhatikan kesinambungan
hard skills dan soft skills antarkelas.
5)
Menyeluruh dan
berkesinambungan
kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuandan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secaraberkesinambungan antar
jenjang pendidikan.
6)
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk
belajarsepanjang hayat.Kurikulum mencerminkan keterkaitan antaraunsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal denganmemperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selaluberkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7)
Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun
kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasionaldan
daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan denganprinsip Bhinneka Tunggal
Ika dalam kerangka NKRI.
2.7Alokasi Waktu pada
Kurikulum 2013
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada
penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan
38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX.
Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu
40 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah
Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa
aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian
informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan,menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik
karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar memungkinkan
guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Metode pada Kurikulum 2013
Di
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dalam menjelaskan(RPP) yang kita buat
harus selalu memakai pendekatan scientific yang memuat langkah-langkah
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring.
Posisi Mata Pelajaran Sejarah
Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran
sejarah masuk kepada kelompok ilmu pengetahuan sosial (IPS) dengan alokasi
waktu yang sama setiap jamnya yaitu 4 jam setiap kelasnya.
Evaluasi
Pada kurikulum 2013 penilaian adalah
proses yang berorientasi pada 3 aspek yaitu, sikap, pengetahuan dan ketrampilanpengaturan mengenai
penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan adalah sebagaimana
diuraikan di bawah ini.engaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi,
dan kelulusan adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini.
(1) Penilaian setiap mata
pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan
kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33),sedangkan kompetensi
sikap menggunakan skala Sangat
Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam
Predikat A – D. )
(2) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilanyaitu 2.66 (B-)
(3) Pencapaian minimal untuk kompetensi
sikap adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas,
kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran remedial
sebelummelanjutkan pada kompetensi berikutnya.
Untuk mata pelajaran yang belum tuntas
pada semesterberjalan, dituntaskan melalui
pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya.
b. Penentuan Indeks Prestasi (IP)
1)
SMP/MTs
a) IP merupakan rata-rata dari gabungan
hasil penilaiankompetensi pengetahuan dan kompetensi ketera sks : Satuan kredit semester yang diambil untuk
setiap mata pelajaran. Jumlah sks : jumlah sks dalam satu
semester
b) Peserta didik pada semester 2 dan
seterusnya dapat mengambil sejumlah mata
pelajaran dengan jumlah sks
berdasarkan IP semester sebelumnya
dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) IP < 2.66 dapat
mengambil maksimal 20 sks.
(2) IP 2.66 – 3.32 dapat mengambil maksimal 24 sks.
(3) IP 3.33 – 3.65 dapat mengambil maksimal 28 sks.
(4) IP > 3.65 dapat mengambil maksimal 32 sks.
kelebihan dan kelemahan kurikulum
. Kekurangan.
Kekurangan-kekurangann yang terdapat
pada kurikulum 2013 adalah :
·
Kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan
kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013
tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru
dan pemangku pendidikan.
·
Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam
proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan
siswa mempunyai kapasitas yang sama.
·
Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi
pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran.
Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam
UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
·
Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.
Kelebihan
kurikulum 2013
Sulit juga menyimpulkan kelebihan
dari kurikulum 2013,mungkin yang menjadi kelebihan dari kurikulum 2013 adalah
setiap anak atau siswa dituntut kreatif dan inovatif,selain itu ada juga yang
namanya pengembangan karakter yang telah diintegrasikan kedalam semua program
studi.
2.11 Kendala
Implementasi
- Struktural
Perubahan kurikulum ini terkesan
mendadak, sebab dipersiapkan di tengah tahun ketika anggaran tahun berikutnya
sudah memasuki pagu definitif. Oleh karena itu, maka terdapat sejumlah
kesulitan untuk melakukan penambahan atau perubahan anggaran terkait dengan
implementasi kurikulum baru.
Kultural
Kendala kultural berkaitan erat
dengan sikap mental (mind set) manusia Indonesia yang melahirkan pola pikir,
tindakan, dan kemampuan yang masih berada pada taraf yang belum memadai, baik
itu pemerintah, guru-guru, dan tenaga kependidikan. Kendala kultural menjadi
kendala bagi sekian banyak manusia Indonesia yang belum sampai pada tahapan
kesadaran tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan pengembangan diri dalam
menuju manusia yang profesional. Sehingga, membutuhkan waktu yang lama untuk
melakukan suatu perubahan, termasuk upaya untuk penyempurnaan kurikulum.
- Teknis
Kendala teknis dalam
pengimplementasian kurikulum 2013, ditengarai dari beberapa persoalan teknis
sebagai berikut:
- Pelatihan Guru-guru; sistem peningkatan mutu melalui pelatihan, secara umum tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan pemahaman dan penguasaan yang didapatkan oleh guru-guru. Sehingga, permasalahan utama untuk merubah “mind set” guru-guru dalam menerapkan kurikulum yang baru dapat digmbarkan jauh dari harapan yang semestinya. Melihat teknis pelatihan guru-guru yang diberikan secara bersama-sama dalam jumlah yang banyak.
- Banyaknya Tuntutan Perangkat Pembelajaran; guru dijejali dengan segenap tugas untuk menyelesaikan perangkat pembelajaran. Sehingga waktu untuk mendidik menjadi berkurang dan tersita oleh pekerjaan administrasi yang sangat banyak dan melelahkan. Hal ini berdampak negatif terhadap pengembangan peserta didik
- Penyedian Buku Teks; buku merupakan kebutuhan vital sebagai pegangan guru dan murid dalam meningkatkan kemampuan keilmuan dan untuk belajar. Persoalan buku teks tidak bisa dipecahkan seketika. Pengadaan buku memerlukan proses panjang: dari penulisan draf naskah, pembacaan oleh reviewer, koreksi oleh editor bahasa, finalisasi naskah, layout, cetak, hingga distribusi.
Kemampuan Lulusan dalam Penguasaan
Ilmu dan Teknologi
Kemampuan lulusan dalam penguasaan
ilmu dan teknologi secara umum terlihat bahwa masih sangat jauh harapan apalagi
untuk bersaing dengan dunia internasional. Hal ini dikemukakan dengan alasan;
(a) guru disibukkan dengan urusan menyusun perangkat pembelajaran yang begitu
rumit, sehingga tidak fokus untuk mendidik dan meningkatkan kemampuan keilmuan
peserta didik; (b) penggabungan antara materi keilmuan dengan religi yang
memiliki perbedaan yang substansial; dan (c) menjadikan mata pelajaran
teknologi, informasi, komputer, dan bahasa Inggris ke dalam muatan lokal. Hal
ini tentu menghalangi atau memperkecil peserta didik untuk mengembangkan
keilmuan dan kemampuan menguasai teknologi, serta menjadikan mereka sulit untuk
berkomunikasi secara internasional.